Wednesday, June 15, 2016

Masalah lingkungan di Indonesia sangat beragam, efek yang dihasilkan juga demikian. Salah satu masalah yang cukup banyak di perbincangkan sejak beberapa tahun yang lalu yaitu masalah lingkungan yang terkait dengan polusi, khusunya polusi udara. Polusi udara di hasilkan dari pabrik-pabrik dan penggunaan kendaraan bermotor, baik itu sepeda motor, mobil, dan alat transportasi lainnya. Di Indonesia sendiri penggunaan alat transportasi berupa sepeda motor dan mobil masih menempati urutan tertinggi dibanding alat transportasi lainnya. Hal ini juga memicu timbulnya masalah kemacetan, tidak hanya di kota-kota besar, di pedesaanpun kadang demikian.
(Ilustrasi: Tingginya Penggunaan Alat Transportasi Pribadi di Indonesia, Sumber Foto: Beritadaerah.co.id)
Jumlah penduduk yang semakin meningkat, jarak tempuh yang cukup jauh, ditambah lagi menghindari panas akibat kemacetan memaksa masyarakat untuk memiliki alat transportasi pribadi. Padahal jika dikaji, penambahan alat transportasi yang digunakan bukan menyelesaikan masalah kemacetan, melainkan memperparah. Mindset  masyarakat Indonesia mengenai alat transportasi masih sangat berbeda dibanding negara-negara maju. Jika kita bandingkan, di negara-negara maju sendiri masyarakat lebih memillih untuk berjalan kaki atau menggunakan kendaraan umum dibandingkan menggunakan transportasi pribadi.
Menilik data dari Badan Pusat Statistik yang dikeluarkan oleh Kantor Kepolisian Republik Indonesia tercatat pada tahun 2013 penggunaan alat transportasi yang masih aktif beroperasi sebanyak 104.118.969, naik 11% dari tahun sebelumnya (2012) yang cuma 94,299 juta unit. sedangkan jumlah penduduk Indonesia sendiri, ± 254,9 juta jiwa.
"Dari jumlah itu, populasi terbanyak masih disumbang oleh sepeda motor dengan jumlah 86,253 juta unit di seluruh Indonesia, naik 11 persen dari tahun sebelumnya 77,755 juta unit," urai Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia Inspektur Jenderal (Pol) Pudji Hartanto, di Sunter, Jakarta Utara.
Keadaan ini turut menyumbangkan masalah bagi Indonesia, terutama yang berkaitan dengan lingkungan, polusi contohnya. Masalah polusi memberikan dampak yang cukup signifikan, banyaknya zat kimia seperti karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2), dan masih banyak yang lainnya tidak mampu diterima oleh tubuh. Sementara itu, seperti yang kita tahu untuk mengubah zat kimia menjadi oksigen dibutuhkan tanaman hijau serta matahari, namun sayangnya banyaknya penebangan liar terjadi dimana-mana yang dilakukan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab menyebabkan Indonesia kehilangan sebagian besar mesin alami penghasil oksigen. Jika tidak ditangani dengan baik bisa jadi beberapa tahun kedepan oksigen yang merupakan kebutuhan mutlak manusia diperjual belikan dengan harga yang cukup mahal.
Sebenarnya Indonesia sendiri bisa mengaplikasikan kesuksesan negara-negara maju dalam menangani masalah polusi, hanya saja butuh mengubah mindset  masyarakat itu sendiri. Dengan mengubah mindset masyarakat, rasanya bukan tidak mungkin polusi akibat kendaraan bermotor dapat diturunkan perlahan. Pemerintah sendiri sebenarnya telah menyediakan kendaraan umum dengan tarif terjangkau guna meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan kendaraan umum. Namun hal ini banyak menimbulkan pro dan kontra antara masyarakat umum dengan para pekerja angkutan umum milik pribadi. Sedikitnya minat masyarakat menggunakan angkutan umum sangat disayangkan, padahal keuntungan yang dihasilkan sangat bermanfaat bagi lingkungan.
Untuk menangani masalah ini, perlu adanya kebijakan yang mengatur penggunaan alat transportasi milik pribadi yang sifatnya menghasilkan zat polutan. Untuk saat ini tentunya sulit rasanya membatasi pembelian alat transportasi pribadi, tapi hal ini bisa diakali dengan menerapkan kebijakan-kebijakan tertentu, seperti menerapkan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau car free day misalnya. HBKB sendiri merupakan suatu kebijakan yang dibuat untuk menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan bermotor. Namun sayangnya, HBKB ini belum sepenuhnya maksimal, kenapa demikian?, HBKB atau car free day yang kita lihat hanya berlangsung beberapa jam, biasanya dari pagi hari hingga siang hari dan itu biasanya diadakan hanya pada hari minggu saja. Sangat disayangkan bukan?, seharusnya HBKB ini berlangsung dalam rentang satu hari full, karena jika dilihat dari kata “hari bebas kendaraan bermotor”, berarti hal ini mengacu untuk dilakukan dalam satu hari, bukan setengah hari. Dan juga jika HBKB dilakukan lebih dari satu hari, rasanya bukan sesuatu hal yang sulit dilakukan. Penggunaan kendaraan bermotor bisa dialihkan dengan penggunaan sepeda atau berjalan kaki. Jika jarak tempuh yang dilalui cukup jauh, masyarakat bisa menggunakan alat transportasi umum yang disediakan oleh pemerintah.
 (Ilustrasi: Pemimpin Dituntut Untuk Memberikan Contoh, Sumber Foto: Merdeka.com)
Namun perlu diperhatikan juga, jika masyarakat cenderung melakukan tindakan bercermin pada pemimpinnya, jika pemimpin hanya sibuk mengkampanyekan tanpa adanya contoh yang bisa diterapkan sama saja dengan nol. Mindset dan perilaku masyarakat tidak akan pernah berubah, keadaan akan berlanjut sepanjang waktu berjalan. Pemerintah juga perlu menjadi Role model sebagai bukti nyata jika sebuah solusi perlu ada penerapan. Sebagai contoh nyata para pemimpin kita hendaknya ikut menggunakan alat transportasi umum kemanapun tujunnya, dengan begitu masyarakat akan berpikir “Jika pemerintah atau pemimpin menerapkan penggunaan alat transportsi umum, kenapa masyarakat biasa tidak?”. Hal sesederhana ini diharapkan mampu membawa perubahan pada mindset masyarakat masa kini. Jika masyarakat sudah sadar, secara otomatis penggunaan transportasi pribadi akan berkurang demikian pula dengan zat polutan. Perubahan bukan hal yang terjadi secara instan, namun perlu dilakukan dan diterapkan secara berulang-ulang. Dengan meningkatkan kesadaran diri masyarakat, masalah polusi khusunya di Indonesia bisa ditekan.


Ditulis oleh: Rohama Ubaydillah

1 comment:

  1. bener banget min, CFD skrg lebih dijadkan sbagai tempat rekreasi. ketika satu jalur di tutup utk area CFD, toh kendaraan masih bsa melwati jalur lain.

    ReplyDelete